Jumat, 11 September 2009

Idul Fitri

Lebaran datang lagi......kumandang takbir, tahlil, dan tahmid menyebar kesegala penjuru.... Menaiki bukit dan dataran tinggi bahkan puncak gunung. Menelusuri lembah dan ngarai bahkan samudra luas.., menyusup hingga kerelung hati yang paling dalam. Suara takbir itu selayaknya buaian sang ibu untuk ananda terkasih. Sebuah untaian kata dan nada yang tak pernah membosankan, tak lekang oleh masa dan tak lapuk karena usia. Fitrah manusia menyambut seruan takbir itu bak ikan bertemu air atau seperti petualang yang pulang ke kampung halaman . Teduh.... . Seorang mukmin tersedu dipojok masjid. Air matanya nampak terus mengalir membasahi wajah dan jenggotnya..katanya lirih " terima kasih ya Allah, Engkau telah izinkan hamba melewati ramadhan dengan kebaikan " ...Kita semua teringat ketika bangun waktu sahur dengan mata mengantuk menikmati santap sahur bersama keluarga diiringi sayup - sayup suara remaja masjid membaca alquran. Belum lepas ingatan kita pula dengan kenikmatan berbuka puasa. " Ya Allah kami telah merasakan kegembiraan saat berbuka, maka karuniakanlah kegembiraan kepada kami saat berjumpa dengan Engkau di Surga.." Kita saksikan hampir semua orang yang sholat ied memakai baju dan sarung baru. Begitulah di setiap lebaran. Idul Fitri mengajak kita kembali kepada kesucian ruh ketauhidan. Tauhid yang shohih akan membawa kita selalu menjalin hubungan mesra dengan sang Kholik maupun makhluk. Allah SWT. telah menitipkan ruh itu fitri pada mulanya, lalu beranikah kita mengembalikannya kelak dalam keadaan kotor..? Laisal idu liman labisal jadid, walakinnal idu liman toatuhu yazid : idul fitri bukanlah bagi yang berbaju baru, namun idul fitri adalah bagi mereka yang bertambah - tambah ketaatannya kepada Allah. Pelajaran ramadhan dah kita tamatkan, hendaknya itu dijadikan pedoman. Syawwal artinya peningkatan, hendaknya benar - benar kita amalkan. "...ya 4jjI...Jumpakanlah kami dengan romdhon tahun depan, berilah hamba kesempatan..." SELAMAT IDUL FITRI 1430 H / 2009 M, MINAL AIDIN WAL FAIZIN MOHON MAAF LAHIR BATHIN, "ono kupat dicampur santen, menawi lepat nyuwun ngapunten " ( sukamaju, singingi hilir, kuansing RIAU - INDONESIA , abu fidda )